Tahun ini, 9 September merupakan peringatan International Day to Protect Education from Attack atau Hari Internasional untuk Melindungi Pendidikan dari Ancaman.
Hal itu bertujuan untuk menyerukan UNESCO dan UNICEF agar meningkatkan kesadaran akan penderitaan jutaan anak yang tinggal di negara-negara yang terkena dampak konflik. Resolusi yang memproklamasikan hari itu dipresentasikan oleh Negara Qatar dan menerima dukungan dari 62 negara.
Melansir un.org, Rabu (9/9/2020), resolusi Majelis Umum menegaskan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab utama untuk memberikan perlindungan dan memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan merata di semua tingkatan, terutama mereka yang berada dalam situasi rentan. Lebih lanjut menekankan perlunya mempergiat upaya dan meningkatkan pendanaan untuk mempromosikan lingkungan sekolah yang aman dan protektif dalam keadaan darurat.
Pemerintah harus melakukan semua tindakan yang layak untuk melindungi sekolah, pelajar dan tenaga kependidikan dari ancaman, tidak menghalangi akses anak-anak untuk belajar, dan memfasilitasi akses pendidikan dalam situasi konflik bersenjata.
UNESCO dan UNICEF akan memfasilitasi peringatan tahunan ini, dalam kerja sama erat dengan mitra di dalam dan di luar sistem PBB. Badan-badan PBB juga akan bekerja di garis depan di negara-negara yang terkena dampak konflik dan negara-negara anggota PBB dalam memperkuat kapasitas penyediaan akses pendidikan yang berkualitas untuk semua saat krisis.